Melawan Aturan Itu Menguntungkan
Saat anda membaca judul di atas, mungkin anda mengira saya adalah seorang yang suka melawan aturan yang ada.
Well…
Jujur saya bukan type orang yang suka melawan, bahkan sejak kecil saya dikenal sebagai orang yang penurut dan mudah disuruh oleh orang tua.
Hei, jaman dulu kayaknya melawan orang tua adalah suatu hal yang tabu dan ga boleh dilakukan, atau dicap sebagai “pembangkang”.
Jauh berbeda dengan jaman anak milenial yang mereka menganggap dirinya lebih kritis dan cerdas (ga semua ya)
Tapi dalam beberapa hal jika sesuatu itu tidak sesuai dengan apa yang saya pikirkan, saya berani menentang apa yang ada.
Hal ini pun berpengaruh dalam bisnis.
Terlebih sejak saya mengenal Email Marketing, dan bagaimana seseorang itu harus mempunyai POSTUR yang kuat (detail di sini)
Banyak aturan dalam bisnis yang saya langgar (dan ternyata yang saya lakukan itu benar)
Contohnya?
1.Email marketing
Disarankan jangan mengirim email setiap hari supaya subscriber tidak unsubscribe.
Faktanya?
Saya mengirim email setiap hari dan di footer setiap email ada tulisan, “Monggo unsubscribe kalo udah ga betah”…
Eh, alih-alih unsubscribe justru seringkali saya menerima email pemberitahuan dari Mayar (link referral saya) tentang adanya penjualan.
2. Tiktok
Saya tidak pernah mempelajari serius tentang tiktok, dan saya tidak pernah menggubris saran yang ada:
- harus video yang menarik, lucu (saya bukan type pelawak)
- posting di waktu tertentu (sibuk masak dan beresin rumah)
- sehari minimal 3 video (mana sempat, satu aja sering bolong)
- siapkan keranjang kuning, merah, biru (ribet amat ke pasar bawa keranjang)
Dan yang saya lakukan?
Saya ga buat video, tapi hanya sebuah gambar comot dari Canva lalu saya tambahkan sedikit teks.
Hasilnya?
Cukup mengejutkan!
Dan ini murni tanpa iklan (saya sengaja lakukan untuk membuktikan bahwa tanpa iklan pun juga bisa)
Apa jadinya jika saya menuruti saran yang dianjurkan oleh orang lain dan masih berkutat saling follow ga jelas?
3. Affiliate Marketing
Saran kebanyakan orang, “Lakukan Live Streaming aja supaya penjualan banyak terjadi”
Karena biasanya saat seseorang melakukan live streaming ada harga promo dan itulah yang membuat penjualan terjadi.
Ogaaah…
Saya bukan type orang yang betah duduk di depan kamera sambil cuap-cuap jualan barang.
Yang saya lakukan?
Saya hanya sharing pengalaman dalam video singkat 3 menit lalu upload (inipun hanya dengan gadget seadanya dan minim edit)
Frekuensi posting?
Se-sempatnya aja.
Hasilnya?
Penjualan demi penjualan terjadi secara online tanpa saya harus packing barang, mengantar barang (bahkan free ongkir)
Not bad bukan?
Dan itu semua…
Saya kerjakan dari rumah nun jauh di desa terpencil dimana koneksi internet sering mengalami gangguan.
Banyak teman yang bertanya kepada saya, “Kalau mau bisnis itu harus di kota, ga bisa bisnis di desa.
Lagi-lagi pernyataan itu terbantahkan.
Mengapa saya menceritakan ini kepada anda?
Karena…
Bisa aja anda pun sebenarnya punya prinsip berbeda dengan teman anda, tapi anda merasa ga setia kawan atau sungkan untuk menolak.
Jika anda yakin dengan apa yang anda pikirkan…
Mengapa anda harus takut untuk melakukan sesuatu yang sedikit ‘melawan arus?’
Anda bisa merasakan adrenalin anda naik…
Saat tantangan baru muncul dan anda sangaaat menikmati journey ini.
Kepuasan yang anda rasakan tentu berbeda dengan kepuasan jika anda mengikuti jalanan yang sudah ramai penuh sesak.
So…
Apa ‘pikiran nakal’ yang selama ini belum sempat anda eksekusi?
~CCL